Pengalaman
Ku saat Berwirausaha Balpen dan Out Bounce di Universitas Institut Teknologi
Bandung(ITB)
Asalamualaikum
Warrohmatullahi Barokatuhu.
Nama
ku : Nia Kurnia Asih, aku sekolah di SMAN 1 PAMANUKAN, aku dari ciasem-subang.
Waktu memasuki hari pertama out bon di ITB
yang di biayi oleh Sea Molec, tgl 9 Agustus 2014 itu adalah hari dimana kita
semua mahasiswa di ITB Sea Molec angkatan sekarang, diperintahkan untuk
berwirausaha kita harus berjualan balpoin, buku dll. Artinya kita semua belajar
mencari uang, kita tidak boleh menghambur-hamburkan uang kita yang di kasih
sama orang tua kita masing-masing. Mencari uang itu tidak lah gampang, tidak lah mudah, tidak lah
apa yng kita bayangkan, tetapi dengan keyakinan dan percaya diri kita akhirnya
kita mampu menjual balpoin itu walaupun di tolak beberapa kali sama pelanggan,
termasuk saya. Kebetulan saya juga mengikuti
program ITB Sea Molek.
Aku kebetulan dari kelompok kuda yang
beranggotakan Aku, Rizky, Dan Lia. Aku dan kedua teman ku siap bergegas untuk
menjual balpoin sama buku. Aku dan teman-teman ku berjualan dari orang satu ke
orang yang lain. Kebetulan pas hari pertama kita jualan itu ada acara reuni
akbar ITB angkatan 87 . Orang yang pertama aku tawarin itu ke mahasiswa ITB
fakultas seni jurusan desainer. Aku dan teman ku udah nawari ternyata mahasiswa
ITB itu gak mau, ya udah aku dan teman ku bergesas berangkat dari tempat itu
untuk menawarkan lagi ke yang lainnya. Aku dan teman ku tidak patah semangat kita
tetap berjuang dan berusaha agar balpoin itu laku semua. Perjalananku tak
berhanti sampai situ, aku dan teman ku menawarkan balpoin lagi ke bapak/ibu
yanng mengikuti reuni akbar di ITB. Ternyata kita udah menawarkan
berbincang-bincang sayang seribu sayng aku dan kedua teman ku di tolak lagi
karena bapak/ibu yang kami tawarkan sudah membeli ke anggata yang lain.
Perjuangan kami tidak sampai disiini aku dan teman ku tetap berusaha di dalam
hati ku berkata aku dan teman ku pasti bisa menjual balpoin dan buku itu.
Aku dan kedua teman ku mendatangi ibu-ibu
cantik yang sedang duduk di kursi, dia bersama anak perempuannya yang cantik
juga seperti ibunya. Aku dan teman ku menawarkan kepada ibu itu eh ternyata ibu
itumau membeli balpoin teman ku yang bernama Rizky. Dia menjual 2 balpoin
sekaligus kepada ibu itu, yang dia jual kepada ibu itu di 2 balpoin dengan di
hargi senilai Rp. 25.000. Aku dan Lia tidak mau kalah dengan Rizky, kami
menawarkan kepada ibu-ibu cantik juga di sebelahnya ibu yang membeli balpoin Rizky.
Aku yang nenawrakan pertama kali ke ibu-ibu cantik itu, setelah beberapa menit
aku menawarkan sebelumnya ibu itu bilang sama aku dan teman ku.Ibu : De maaf
ibu gak bawa uang, uanng ibu ada di suami ibu, suami ibunya lagi mengantar anak
ibu bermain playing fok. Sebelumnya aku dan teman ku sempat menyerah. Aku
bilang sama teman ku kita jangan menyerah, masa kita kalah sama rizky. Aku dan
teman ku lia menawarkan lagi kepada ibu yang tadi, gimana bu!. Apakah ibu
berminat?
Aku dan teman ku menunggu keputusan dari ibu
tadi, akhirnya ibu itu mau membeli balpoin aku saja, tetapi anaknya minta lagi
dia membeli satu lagi yang punya teman ku. Alhamdulillah harga 1 balpoin itu
senilai Rp. 25.000, jadi aku dan lia sudah menjual 1 balpoin. Usaha kita tidak
berhenti sampai disin, malahan kita lebih bersemangat saat bapoin ku telah
terjual. Semangat Aku, Lia dan Rizky
makin bertambah kita mulai percaya diri. Saat itu aku dan teman ku sedang
berjalan suatu ketika ada ibu-ibu cantik yang miminta aku suruh memotret dia
dan teman-temannya. Sesudah itu aku dan teman ku menawarkan balpoin dan buku
ibu itu tidak mau membeli balpoin dan buku kami, ternyata ibu itu udah
membelinya dari kelopok yang lain.
Perjuangan ku dan teman ku tidak gentar sampai
situ saja, kami berjalan dibawah terik matahari kami tetap semangat. Ada
segerombol ibu-ibu angkatan ITB tahun
87, dia bilang pada temanku “ de tolong poto in kami dari sini ya”, aku dan
tteman ku menjawab “ iya bu”.Setelah selesai memoto kita menawarkan prodak kami
yang paling ajib yaitu balpoin sama buku. Allhamdulillahnya ibu itu mau membeli
balpoin kami, kalau teman ku Lia di dihargai 1 balpoin senilai Rp. 25.000
sedangkan aku 1 balpoin di hargai senilai Rp. 30.000. Aku dan teman ku sangat
bersyukur balpoin kami sudah terjual semua, tinggal 1 buku yang belum terjual.
Tidak terasa waktu yang di berikan sama Bapak Stenly 1 jam dari pukul
10.00-11.00 WIB. Tidak terasa waktunya tinggal 15 menit lagi aku, lia, rizky
bergegas mencari teman-teman yang lain dari kelompok ku yang lain. Akhirnya aku
dan teman ku ketemu dengan teman yang sekelompok dengan ku walau tidak semu
hanya sebagin saja. Ada teman ku yang hanya terjual 1 balpoin, ada yang belum
satu pun dari mereka yang terjual.
Aku mencoba membantu teman-teman ku menjual
balpoin dan buku yang belum terjual. Alhamdulillah aku mampu menjualnya. Waktu
pun sudah selesai aku dan teman ku bergegas untuk masuk ke dalam kelas.
Perolehan uang yang bisa kami jual saatnya kita hitung. Perolehan dari kelompok
kami yang paling sedikit, tapi kami tidak mudah menyerah kami semua sudah
berusaha semaksimal mungkin untuk yang
terbaik bagi kelompok kami.
Hari
kedua out bounce tgl 10 Agustus 2014.
Aku dan teman-teman di team ku menbangun
semangat baru, membangun rasa percaya diri yang baru. Kali ini juga sama
seperti yang hari kemarin berjualan
balpon sisa dan buku sisa yang belum terjual di kelompok masing-maising. Aku
dan teman ku berjualan balpoin lagi kali ini aku berjualan tidak sama teman ku
yanng kamarin. Aku berjualan dengan mba mira dan mba tini mereka datang dari
kalimantan. Aku mulai menawarkan ke orang-orang yang ada diluar kampus ITB,
akku dan mba mira dan mba tini satu persatu menawarkan ke bapak/ibu tetapi
tidak ada satu pun yang membeli baploin kami. Kami di tolak sekali pantang
menyerah, pantang mundur kami tetp berjualan sampai tak tau arah pulang ke ITB
sungguh perjuangan kami itu sangat melelahkan, tapi ini buat diri kita menjadi
mandiri. Aku, mba mira dam mba tini berpencar untuk menawarkan balpoin itu.
Alhamdulillh aku di tolak beberapa kali ada juga yang mau membeli balpoin ku.
Tidak sampai di situ aku terus menawarkan ke
setiap orang yang ada di jalan maupun orang yang sedang makan pun kami
menawarkan, tapi tidak ada satu orang pun yang membeli balpoin aku. Hari itu
aku sampai mau menyerah tapi aku di ingat datang ke bandung ini untuk sekolah
karena Allah SWT. Aku di tolak
berkali-kali sampai tak kehitung orang yang kita tawarkan ternyata ti dak mau.
Sampai akhirnnya ada juga yang mau membeli balpoin ku itu, aku sangat bersyukur
sekali kepada Allah Yang Maha Esa. Sampai akhirnya waktu pun mau habis, dari
kelompok kku tak ada satupun buku yang terjual, terjual atau gak nya buku itu
yang penting kita semua sudah berusaha semaksimal mungkin.
Setelah
itu kami semua mengikuti out bounce yang sudah di siapkan sama panitia. Aku dan
team ku berjuang mati- matian waktu out bounce itu. Aku dan teman-temanku tetap
menjaga kekompakan team agar tetap semangat. Permainan demi permainan aku dan
team ku telah lalui. Kita kalah dalam pernjualan balpoin dan buku jangan sampai
kita kalah dalam pertandingan out bounce. Alhamdulillah team kuda tadinya
memperoleh bintang yang palling sedikit dengan kegigihan kami semua kami bisa
mendapatkan bintang ya menurut ku segitumah alhamdulillah. Pertandingan out
bounce pun selesai panitia mengumumkan pemenang dari pertandingan sore hari
ini. Juara ke 1: kerbau, juara ke 2: kuda, juara ke 3 harimau dan juara ke 4:
matahari.
Pengalaman
yang bisa kita petik dari hari pertama yaitu menjual balpoin dan buku adalah kita
harus berusaha dan sunggung-sungguh,
jangan merasa malu saat kita berjualan di tempat umum, kemandiran, jika
balpoin/buku yang kita jual tidak terjual yang penting kita sudah berusaha
semampu kita, sebisa kita. Yang penting kita jangan mmudah menyerah.
Pengalaman yang bisa kita dapat dari hari
kedua adalah kami semua harus menjaga kekompakan, ketelitian, kesabaran,
kedisiplisan, fokus dll.
Itu kesan-pesan yang aku dapat waktu
berjualan balpoin, buku dan out bounce di ITB Bandung.
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuhu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar